contoh laporan resensi :
LAPORAN RESENSI
THE JADZAB BOY
DISUSUN OLEH
AMAR MAKRIFAH SAEFUDIN : 12112
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN
PEMALANG
SMA NEGERI 1 COMAL
TAHUN 2014/2015
PENGESAHAN
Telah
disahkan resensi novel
dengan judul “Laporan
Resensi The jadzab Boy”.
Disahkan pada :
hari :
tanggal :
Menyetujui
:
Pembimbing
Materi, Pembimbing
Teknis,
Abdul Azis ,S.Pd. Drs.
Parwito
NIP.
19720827 2000 03 1 004 NIP. 19670129
199512 1 001
Mengesahkan,
Kepala SMA Negeri 1 Comal
Drs. Sumanto
NIP.19571115 198203 1
006
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga resensi
novel dengan judul “Laporan Resensi The jadzab Boy”ini dapat diselesaikan
sesuai rencana.
Karya
tulis sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa
Indonesia Semester Genap kelas XI IPA . Dalam
penyelesaian karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ayah dan Bunda tercinta
2.
Drs. Sumanto selaku kepala SMA NEGERI 1
COMAL
3.
Bapak
Drs.Parwito selaku
pembimbing
4.
Bapak / ibu guru dan Staf TU SMA NEGERI 1 COMAL
5.
Teman
– teman sekalian
Tiada
gading yang tak retak, begitu pula dengan resensi novel ini.Penulis menyadari
bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik
serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan lapang
hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis
dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga
karya tulis yang berjudul “Laporan
Resensi The jadzab Boy” memberikan manfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan
martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.
Comal,
21 Desember 2014
DAFTAR ISI
Halaman judul ............................................................................................
i
Lembar pengesahan...................................................................................
ii
Kata pengantar............................................................................................iii
Daftar isi.......................................................................................................iv
Resensi
Identitas buku...................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................2
Isi resensi..........................................................................................4
Penutup.............................................................................................8
Daftar pustaka..............................................................................................9
“Cinta Seorang Jadzab”
1.
Judul
Novel
“THE
JADZAB BOY”
2.
Data
Novel
a) Judul : The Jadzab Boy
b) Pengarang : Hari Narasoma T.S.
c) Penerbit : Diva Press
d) Tebal : 361 hal
e) Terbit : Mei 2012
f) Harga Novel : Rp.38.000,-
“Cinta Seorang Jadzab”
Novel “The
Jadzab Boy” merupakan novel karangan Hari Narasoma T.S, beliau lahir di Ponorogo, 29 Nopember 1992. Frase” Narasoma”
diambil dari nama kesatria hebat dalam jagat pewayangan. Novel ”The Jadzab Boy”
ini adalah karya perdananya. Dan
ditulis bedasarkan pengalaman sewaktu berguru di salah satu pesantren di Ponorogo Selatan.
Selain menulis
mahasiswa tahun pertama jurusan fisika
UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini mempunyai hobi berdiskusi tentang fisika, matematika, sufisme, filsafat Jawa dan tentu
saja wayang.
Berbeda dengan
Novel jenis lain novel “The Jadzab Boy “ memiliki banyak nilai–nilai luhur budaya Jawa. Selain itu
ilmu-ilmu modern tak lupa dituangkan didalamnya seperti ilmu fisika yang
dikuasai pengarang. Pengarang
mengemas dengan bahasa yang mudah di pahami oleh anak zaman
sekarang sehingga yang membacanya pun tidak cepat bosan. Novel
ini juga dapat membawa suasana yang menggambarkan dengan kehidupan nyata yang
ada di lingkungan pesantren.
Hari Narasoma
merupakan seorang penulis yang handal. Dibuktikan dengan karyanya yang satu ini
. “The Jadzab Boy” salah
satu karyanya yang banyak memukau khalayak ramai , dikarenakan ceritanya yang
kocak, lucu dan alurnya yang tak terduga. Hari Narasoma sangat piawai dalam
mengolah tema sehingga novelnya memiliki tema yang unik. Dalam novel “The Jadzab Boy” sang penulis
mengutarakan semua tema yang berlawanan menjadi selaras.
Novel ”The jadzab
Boy” secara garis besar menggambarkan tentang tokohnya yang bernama Gatot. Usianya dua puluh
tahunan. Perawakannya tinggi kurus, kulit hitam, rambut keriting, dan tak
ketinggalan bergigi
tonggos. Tapi, PD-nya tinggi sekali, seolah ia adalah saudara kembarnya Jerry
Yan atau Justin Bieber.
Suatu hari dia memutuskan nyantri di sebuah pondok pesantren. Awalnya, ia tidak betah, namun pertemuannya yang sangat mengesankan dengan Ning Zulaikha, sang putri pemilik pondok, mengubah pikirannya. Namun, tidaklah mudah mendapatkan hati Ning Zulaikha.
Suatu hari dia memutuskan nyantri di sebuah pondok pesantren. Awalnya, ia tidak betah, namun pertemuannya yang sangat mengesankan dengan Ning Zulaikha, sang putri pemilik pondok, mengubah pikirannya. Namun, tidaklah mudah mendapatkan hati Ning Zulaikha.
Karena tidak mampu mencapai cita-citanya seorang
diri, ia pun meminta bantuan Habib, sohibnya, yang menguasai ilmu pelet. Dengan
itulah, Gatot menaruh harapan besar. Ia melakukan apa yang diperintahkan Habib
termasuk membaca doa-doa ilmu pelet. Tapi, rupanya Kiai Qodir jauh lebih sakti
sehingga mampu menangkal segala macam gangguan yang ditujukan kepada putrinya. Pertemuannya dengan Mbah Tresno bakal menjadikan hidupnya menjadi
pribadi yang lain dari yang lain, termasuk menerima kenyataan Ning Zulaikha
menikah dengan Gus dari Banten.
Kisah – kisah
kehidupan kang Gatot ketika di pondok di ulas dalam novel ini . Ceritanya yang
kocak dan menarik untuk ditelusuri membuat novel ini laris dipasaran. Selain
itu covernya menambah minat para pembaca
serta tergambar jelas tema yang ada
didalamnya.
Novel
ini menggambarkan kelihaian sang penulis dalam mengolah cerita serta informasi
yang dia miliki dan
memberikan banyak pengetahuan baru bagi pembacanya.
3.
Isi Resensi
a) Sinopsis novel “The Jadzab boy”
Gatot, santri
paling nyeleneh di Pesantren Darul Muhyiddin
Kediri. Pada malam ketujuh sebagai santri dia mencoba untuk melarikan diri dari
pesantren tetapi sebelum kabur, Gatot berkelana ke rumah sang Kiai Qodir untuk
mengetahui situasi dan merencanakan strategi kabur, maklum sebelum-sebelumnya
dia mencoba untuk kabur namun selalu gagal. Pada usaha yang ketujuh Gatot tetap
saja ketahuan dan tertangkap basah oleh Kiai Qodir.
Dari insiden
tertangkap basah berkelana ke ndalem Gatot bertemu dan kemudian jatuh cinta
pada pandang pertama terhadap Ning Zulaikha dan kecantikannya. Pertemuan tidak
sengaja dengan putrid sulung kiai Qodir, Ning Zulaikha yang mengubah sifatnya
hingga 180derajat. Gatot langsung memutuskan untuk tidak jadi kabur dari
pesantren dan mengejar cinta Ning Zulaikha.
Gatot yang
diberi mandat oleh Kiai Qodir untuk membelikan bakso untuk Ning Zulaikha merasa
girang. Di tengah perjalanannya Gatot bertemu Albert, seornag mualaf yang ingin
belajar di pesantren Darul Muhyiddin.
Cinta Gatot kepada
putri sulung kiai
Qodir semakin menggila. Banyangan Ning Zulaiha
selalu menempel dalam
pikirannya. Karena Gatot
merasa tidak mampu mendapatkan Ning Zulaikha dengan cara biasa. Atas saran
Albert, Ia meminta tolong kepada Habib yang terkenal memiliki ilmu mahabbah
warisan kakeknya. Dengan serius Gatot melakukan puasa ngrowot serta
menghafalkan banyak bacaan
dari kitab yang dibawa oleh Habib.
Meskipun sudah melakukan usaha luar biasa bukan Ning Zulaikha yang didapat
melainkan Ngatinah.
Sayangnya belum
sempat mengutarakan isi hati kepada Ning Zulaiha, janur kuning
keburu melengkung.
Ning Zulaikha dijodohkan dengan Gus Farid, putra Kiai Mahmudi dari Banten.
Gatot yang
sedang stress karena patah hati berjalan tanpa arah hingga
ke Pare untuk mengusir rasa duka
cita hatinya di tengah suka cita keluarga Ning Zulaiha, hingga
akhirnya semua terasa
gelap dan tak terkendalikan. Gatot pingsan di tengah jalan.
Hingga akhirnya
Gatot diselamatkan oleh seorang yang menyamar menjadi pengemis, yaitu Mbah
Tresno yang sebelumnya sudah mengerjai Gatot habis-habisan di warung Mbah Jumeno.
Cerita jadzab dimulai. Di saat belum tersadarkan diri, ia didatangi
oleh almarhum kakeknya, Mbah Onto. Di dalam mimpi Gatot memprotes Mbah
Onto yang selalu menyuruhnya sholat namun ia sendiri tak pernah mengerjakannya.
Mbah Ontobogo yang terkenal
kedalaman ilmu
batinnya, justru
menentang dengan sebuah pertanyaan untuk dijawab Gatot. Jika Gatot mampu
menjawab, maka iapun diperbolehkan untuk
tidak sholat.
Pertanyaannya sederhana dan sangat filosofis “Di manakah
sarang angin berada?”. Gatot mencoba menjawab tetapi gagal.
Setelah sadar dari pingsannya, Gatot kemudian bertemu dengan
Mbah Tresno yang menyelamatkannya. Tingkah
lakunya sangat tidak dimengerti oleh kebanyakan orang umum. Mbah Tresno selalu seakan dapat
membaca isi hati lawan bicaranya. Namun, Gatot merasa sangat tenang dan nyaman
bersamanya. Hanya kepada Mbah Tresno ia bisa
mengakui bahwa dirinya memang tidak tampan dan jauh dari kesempurnaan.
Di setiap pertemuannya, Mbah Tresno selalu
memberikan ilmu hikmah tentang kehidupan yang akhirnya mengantarkan hambanya
semakin dekat dengan sang maha pencipta
kepada trio Gatot Albert Habib. Berkat perantara Mbah Tresno, Ning Zulaikha terhapus
bersih dari pikirannya. Kini, cinta
Gatot hanya untuk Sang Pencipta.
Sejak saat itulah Gatot semakin menjadi-jadi. Tak pelak,
hal ini menjadi berita hangat di kalangan santri. Banyak
tingkah laku Gatot yang sudah tak lagi dapat dicerna oleh akal kebayakan santri bahkan pengurus pesantren. Bahkan ketika Kang Kento menanyakan
keberadaan Gatot, Gatot menjwab bahwa Gatot tidak ada yang Ada hanyalah Sang
Pangeran yang kemudian disalahartikan oleh Kang Kento.
Setelah kejadzabannya, Gatot
mulia menemukan tambatan hati baru yang benar – benar mencintainya yaitu Ning Zakiyah.
Ning Zakiyah adalah adik dari Ning Zulaikha yang sudah lama mondok diluar kota.
Tak lama kemudian Gatot ditinggal oleh
sang guru Mbah Tresno yang ternyata adalah paman dari Ning Zakiyah. Kesedihan
Gatot atas kepergian gurunya membuatnya pergi dari pondok dengan cara
menyeburkan diri ke sungai . Tentu saja itu membuat sohibnya Habib dan Albert
sedih dan merasa kehilangan. Kesetiaan Ning Zakiyah ikut teruji karena insiden tersebut. Tujuh tahun
berlalu pondok Darul Muhyiddin berkembang pesat dan disaat itu Gatot kembali.
Gatot disambut hangat oleh ke dua sohibnya yaitu Albert dan Habib tak
ketinggalan pula bidadarinya yaitu Ning
Zakiyah.
b) Keunggulan novel
“The Jadzab Boy”
Keunggulan
novel “The Jadzab Boy” adalah
1) Covernya menarik sehingga menimbulkan minat baca.
2) Judulnya yang menggunakan bahasa asing sehingga
menimbulkan rasa penasaran para pecinta novel.
3) Dari segi kertas atau percetakan cukup baik dan memadai,
tulisannya jelas sehingga mata tidak tidak cepat lelah.
4) Novel ini ditulis dengan gaya bahasa
yang cukup sederhana terutama untuk bagian eksakta yang cukup ribet tetapi
diutarakan penulis dengan bahasa yang mudah dimengerti.
5) Alurnya tak terduga membuat pembaca merasa penasaran dan
terhibur.
6) Temanya unik bisa menggabungkan antara ilmu filsafat Jawa
dengan ilmu fisika modern.
7) Cerita disisipi beberapa
bahasa asing yang dapat menambah kosa kata bagi pembaca.
8) Terdapat beberapa hasil karya ilmiah fisika yang dapat
meng inspirasi pembaca seperti
rumus listrik yang dikaitkan dengan rumus cinta ala Albert, telur puyuh gatal
yang sudah dilapisi bahan anti jin.
9) Harga yang
cukup terjangkau dan cukup sebanding dengan isi karyanya.
10) Pesan moral yang disampaikan oleh
penulis yang terbungkus rapi dalam cerita yang mengalir serta tidak berkesan menggurui.
c) Kelemahan novel “The Jadzab Boy” adalah
1) Di sampul buku terdapat jaminan
“Dijamin Ngakak”, saya tidak terlalu setuju. Novel ini memang dapat membuat
tertawa terutama pada bagian tokoh utama Gatot, “The Jadzab Boy” tetapi tidak sampai ngakak.
2) Bahasan utama yang cukup dalam
membuat kita banyak berpikir dalam membacanya serta memahami istilah arab yang
tidak semua orang tahu membuat saya mengerutkan dahi.
3) Banyak istilah–istilah asing yang tidak diterjemahkan
dalam catatan kaki.
4) Sayangnya, pikiran Habib yang sangat terobsesi
Jalaluddin Rumi belum tersampaikan dengan lancar. Selancar rumus cinta ala Albert.
Novel karya Hari
Narasoma “The Jadzab Boy” merupakan novel yang cocok untuk dibaca oleh semua
kalangan baik remaja ataupun orang tua. Karena ceritanya yang menghibur dan
banyak mengandung nilai–nilai luhur budaya
Jawa yang sangat bagus untuk pendidikan anak usia remaja. Kisah perubahan kang
Gatot setelah Jadzab sangat
menginspirasi para pembaca. Selain itu ilmu-ilmu fisika yang diterapkan Albert juga
menginspirasi, menghibur dan tentunya mengundang tawa.
DAFTAR PUSTAKA
Narasoma,Hari.2012.The
Jadzab Boy.Jogjakarta:DIVA Press
http://yurisuki.blogspot.com