Minggu, 29 Maret 2015

Contoh Laporan Resensi Novel



contoh laporan resensi :

LAPORAN RESENSI

THE JADZAB BOY



DISUSUN OLEH
AMAR MAKRIFAH SAEFUDIN      : 12112

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PEMALANG
SMA NEGERI 1 COMAL
TAHUN 2014/2015


PENGESAHAN
Telah disahkan resensi novel dengan judul Laporan Resensi The jadzab Boy”.
Disahkan pada :
hari                  :
tanggal                        :

Menyetujui :
Pembimbing Materi,                                                    Pembimbing Teknis,

Abdul Azis ,S.Pd.                                                       Drs. Parwito
       NIP. 19720827 2000 03 1 004                            NIP. 19670129 199512 1 001                               

                                                            Mengesahkan,
                                                   Kepala SMA Negeri 1 Comal

                                                              Drs.  Sumanto
                                                NIP.19571115 198203 1 006



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga resensi novel dengan judul “Laporan Resensi The jadzab Boy”ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Karya tulis sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas akhir Bahasa Indonesia Semester Genap kelas XI IPA  . Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ayah dan Bunda tercinta
2.      Drs. Sumanto selaku kepala SMA NEGERI 1 COMAL
3.      Bapak Drs.Parwito  selaku pembimbing
4.      Bapak / ibu guru dan Staf TU   SMA NEGERI 1 COMAL
5.      Teman – teman  sekalian 
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan resensi novel ini.Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan lapang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga karya tulis yang berjudulLaporan Resensi The jadzab Boy”  memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.
Comal, 21 Desember 2014


DAFTAR ISI
Halaman judul ............................................................................................ i
Lembar pengesahan................................................................................... ii
Kata pengantar............................................................................................iii
Daftar isi.......................................................................................................iv
Resensi
Identitas buku...................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................2
Isi resensi..........................................................................................4
Penutup.............................................................................................8
Daftar pustaka..............................................................................................9


“Cinta Seorang Jadzab”
    1.   Judul Novel
“THE JADZAB BOY”
      
    2.   Data Novel
a)    Judul              : The Jadzab Boy
b)    Pengarang    : Hari Narasoma T.S.
c)    Penerbit         : Diva Press
d)    Tebal              : 361 hal
e)    Terbit              : Mei 2012
f)     Harga Novel  : Rp.38.000,-





“Cinta Seorang Jadzab”
Novel “The Jadzab Boy” merupakan novel karangan Hari Narasoma T.S, beliau  lahir di Ponorogo, 29 Nopember 1992. Frase” Narasoma” diambil dari nama kesatria hebat dalam jagat pewayangan. Novel ”The Jadzab Boy” ini adalah karya perdananya. Dan ditulis bedasarkan pengalaman sewaktu berguru di salah satu pesantren di Ponorogo Selatan.
Selain menulis mahasiswa tahun pertama jurusan fisika UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini mempunyai hobi berdiskusi tentang fisika, matematika, sufisme, filsafat Jawa dan tentu saja wayang.
Berbeda dengan Novel jenis lain novel “The Jadzab Boy “ memiliki banyak nilai–nilai luhur budaya Jawa. Selain itu ilmu-ilmu modern tak lupa dituangkan didalamnya seperti ilmu fisika yang dikuasai pengarang. Pengarang mengemas dengan bahasa yang mudah di pahami oleh anak  zaman sekarang sehingga yang membacanya pun tidak cepat bosan. Novel ini juga dapat membawa suasana yang menggambarkan dengan kehidupan nyata yang ada di lingkungan pesantren.
Hari Narasoma merupakan seorang penulis yang handal. Dibuktikan dengan karyanya yang satu ini . “The Jadzab Boy” salah satu karyanya yang banyak memukau khalayak ramai , dikarenakan ceritanya yang kocak, lucu dan alurnya yang tak terduga. Hari Narasoma sangat piawai dalam mengolah tema sehingga novelnya memiliki tema yang unik. Dalam novel  “The Jadzab Boy” sang penulis mengutarakan semua tema yang berlawanan menjadi selaras.

Novel ”The jadzab Boy” secara garis besar menggambarkan tentang tokohnya yang bernama Gatot. Usianya dua puluh tahunan. Perawakannya tinggi kurus, kulit hitam, rambut keriting, dan tak ketinggalan bergigi tonggos. Tapi, PD-nya tinggi sekali, seolah ia adalah saudara kembarnya Jerry Yan atau Justin Bieber.
            Suatu hari dia memutuskan nyantri di sebuah pondok pesantren. Awalnya, ia tidak betah, namun pertemuannya yang sangat mengesankan dengan Ning Zulaikha, sang putri pemilik pondok, mengubah pikirannya. Namun, tidaklah mudah mendapatkan hati Ning Zulaikha.
Karena tidak mampu mencapai cita-citanya seorang diri, ia pun meminta bantuan Habib, sohibnya, yang menguasai ilmu pelet. Dengan itulah, Gatot menaruh harapan besar. Ia melakukan apa yang diperintahkan Habib termasuk membaca doa-doa ilmu pelet. Tapi, rupanya Kiai Qodir jauh lebih sakti sehingga mampu menangkal segala macam gangguan yang ditujukan kepada putrinya. Pertemuannya dengan Mbah Tresno bakal menjadikan hidupnya menjadi pribadi yang lain dari yang lain, termasuk menerima kenyataan Ning Zulaikha menikah dengan Gus dari Banten.
Kisah – kisah kehidupan kang Gatot ketika di pondok di ulas dalam novel ini . Ceritanya yang kocak dan menarik untuk ditelusuri membuat novel ini laris dipasaran. Selain itu covernya menambah minat para  pembaca  serta tergambar jelas tema yang ada didalamnya.
Novel ini menggambarkan kelihaian sang penulis dalam mengolah cerita serta informasi yang dia miliki dan memberikan banyak pengetahuan baru bagi pembacanya.

    3.   Isi Resensi
a)    Sinopsis novel “The Jadzab boy”
Gatot, santri paling nyeleneh di Pesantren Darul Muhyiddin Kediri. Pada malam ketujuh sebagai santri dia mencoba untuk melarikan diri dari pesantren tetapi sebelum kabur, Gatot berkelana ke rumah sang Kiai Qodir untuk mengetahui situasi dan merencanakan strategi kabur, maklum sebelum-sebelumnya dia mencoba untuk kabur namun selalu gagal. Pada usaha yang ketujuh Gatot tetap saja ketahuan dan tertangkap basah oleh Kiai Qodir.
Dari insiden tertangkap basah berkelana ke ndalem Gatot bertemu dan kemudian jatuh cinta pada pandang pertama terhadap Ning Zulaikha dan kecantikannya. Pertemuan tidak sengaja dengan putrid sulung kiai Qodir, Ning Zulaikha yang mengubah sifatnya hingga 180derajat. Gatot langsung memutuskan untuk tidak jadi kabur dari pesantren dan mengejar cinta Ning Zulaikha.
Gatot yang diberi mandat oleh Kiai Qodir untuk membelikan bakso untuk Ning Zulaikha merasa girang. Di tengah perjalanannya Gatot bertemu Albert, seornag mualaf yang ingin belajar di pesantren Darul Muhyiddin.
Cinta Gatot kepada putri sulung kiai Qodir semakin menggila. Banyangan Ning Zulaiha selalu menempel dalam pikirannya. Karena Gatot merasa tidak mampu mendapatkan Ning Zulaikha dengan cara biasa. Atas saran Albert, Ia meminta tolong kepada Habib yang terkenal memiliki ilmu mahabbah warisan kakeknya. Dengan serius Gatot melakukan puasa ngrowot serta menghafalkan banyak bacaan
dari kitab yang dibawa oleh Habib. Meskipun sudah melakukan usaha luar biasa bukan Ning Zulaikha yang didapat melainkan Ngatinah.
Sayangnya belum sempat mengutarakan isi hati kepada Ning Zulaiha, janur kuning keburu melengkung. Ning Zulaikha dijodohkan dengan Gus Farid, putra Kiai Mahmudi dari Banten.
Gatot yang sedang stress karena patah hati berjalan tanpa arah hingga ke Pare untuk mengusir rasa duka cita hatinya di tengah suka cita keluarga Ning Zulaiha, hingga akhirnya semua terasa gelap dan tak terkendalikan. Gatot pingsan di tengah jalan.
Hingga akhirnya Gatot diselamatkan oleh seorang yang menyamar menjadi pengemis, yaitu Mbah Tresno yang sebelumnya sudah mengerjai Gatot habis-habisan di warung Mbah Jumeno.
Cerita jadzab dimulai. Di saat belum tersadarkan diri, ia didatangi oleh almarhum kakeknya, Mbah Onto. Di dalam mimpi Gatot memprotes Mbah Onto yang selalu menyuruhnya sholat namun ia sendiri tak pernah mengerjakannya. Mbah Ontobogo yang terkenal kedalaman ilmu batinnya, justru menentang dengan sebuah pertanyaan untuk dijawab Gatot. Jika Gatot mampu menjawab, maka iapun diperbolehkan untuk tidak sholat. Pertanyaannya sederhana dan sangat filosofis Di manakah sarang angin berada?. Gatot mencoba menjawab tetapi gagal.
Setelah sadar dari pingsannya, Gatot kemudian bertemu dengan Mbah Tresno yang menyelamatkannya. Tingkah lakunya sangat tidak dimengerti oleh kebanyakan orang umum. Mbah Tresno selalu seakan dapat membaca isi hati lawan bicaranya. Namun, Gatot merasa sangat tenang dan nyaman bersamanya. Hanya kepada Mbah Tresno ia bisa mengakui bahwa dirinya memang tidak tampan dan jauh dari kesempurnaan.


Di setiap pertemuannya, Mbah Tresno selalu memberikan ilmu hikmah tentang kehidupan yang akhirnya mengantarkan hambanya semakin dekat dengan sang maha pencipta kepada trio Gatot Albert Habib. Berkat perantara Mbah Tresno, Ning Zulaikha terhapus bersih dari pikirannya. Kini, cinta Gatot hanya untuk Sang Pencipta.
Sejak saat itulah Gatot semakin menjadi-jadi. Tak pelak, hal ini menjadi berita hangat di kalangan santri. Banyak tingkah laku Gatot yang sudah tak lagi dapat dicerna oleh akal kebayakan santri bahkan pengurus pesantren. Bahkan ketika Kang Kento menanyakan keberadaan Gatot, Gatot menjwab bahwa Gatot tidak ada yang Ada hanyalah Sang Pangeran yang kemudian disalahartikan oleh Kang Kento.
            Setelah kejadzabannya, Gatot mulia menemukan tambatan hati baru yang benar – benar mencintainya yaitu Ning Zakiyah. Ning Zakiyah adalah adik dari Ning Zulaikha yang sudah lama mondok diluar kota.  Tak lama kemudian Gatot ditinggal oleh sang guru Mbah Tresno yang ternyata adalah paman dari Ning Zakiyah. Kesedihan Gatot atas kepergian gurunya membuatnya pergi dari pondok dengan cara menyeburkan diri ke sungai . Tentu saja itu membuat sohibnya Habib dan Albert sedih dan merasa kehilangan. Kesetiaan Ning Zakiyah ikut  teruji karena insiden tersebut. Tujuh tahun berlalu pondok Darul Muhyiddin berkembang pesat dan disaat itu Gatot kembali. Gatot disambut hangat oleh ke dua sohibnya yaitu Albert dan Habib tak ketinggalan pula  bidadarinya yaitu Ning Zakiyah.





b)    Keunggulan  novel “The Jadzab Boy”

Keunggulan novel “The Jadzab Boy” adalah
1)    Covernya menarik sehingga menimbulkan minat baca.
2)    Judulnya yang menggunakan bahasa asing sehingga menimbulkan rasa penasaran para pecinta novel.
3)    Dari segi kertas atau percetakan cukup baik dan memadai, tulisannya jelas sehingga mata tidak tidak cepat lelah.
4)    Novel ini ditulis dengan gaya bahasa yang cukup sederhana terutama untuk bagian eksakta yang cukup ribet tetapi diutarakan penulis dengan bahasa yang mudah dimengerti.
5)    Alurnya tak terduga membuat pembaca merasa penasaran dan terhibur.
6)    Temanya unik bisa menggabungkan antara ilmu filsafat Jawa dengan ilmu fisika modern.
7)     Cerita disisipi beberapa bahasa asing yang dapat menambah kosa kata bagi pembaca.
8)    Terdapat beberapa hasil karya ilmiah fisika yang dapat meng inspirasi pembaca seperti rumus listrik yang dikaitkan dengan rumus cinta ala Albert, telur puyuh gatal yang sudah dilapisi bahan anti jin.
9)    Harga yang cukup terjangkau dan cukup sebanding dengan isi karyanya.
10) Pesan moral yang disampaikan oleh penulis yang terbungkus rapi dalam cerita yang mengalir serta tidak berkesan  menggurui.



c)    Kelemahan novel “The Jadzab Boy” adalah

1)    Di sampul buku terdapat jaminan “Dijamin Ngakak”, saya tidak terlalu setuju. Novel ini memang dapat membuat tertawa terutama pada bagian tokoh utama Gatot, The Jadzab Boy tetapi tidak sampai ngakak.
2)    Bahasan utama yang cukup dalam membuat kita banyak berpikir dalam membacanya serta memahami istilah arab yang tidak semua orang tahu membuat saya mengerutkan dahi.
3)    Banyak istilah–istilah asing yang tidak diterjemahkan dalam catatan kaki.
4)    Sayangnya, pikiran Habib yang sangat terobsesi Jalaluddin Rumi belum tersampaikan dengan lancar. Selancar rumus cinta ala Albert.

Novel karya Hari Narasoma “The Jadzab Boy” merupakan novel yang cocok untuk dibaca oleh semua kalangan baik remaja ataupun orang tua. Karena ceritanya yang menghibur dan banyak mengandung nilai–nilai luhur  budaya Jawa yang sangat bagus untuk pendidikan anak usia remaja. Kisah perubahan kang Gatot setelah Jadzab  sangat menginspirasi para pembaca. Selain itu ilmu-ilmu fisika yang diterapkan Albert juga menginspirasi, menghibur dan tentunya mengundang tawa.
     

DAFTAR PUSTAKA
Narasoma,Hari.2012.The Jadzab Boy.Jogjakarta:DIVA Press     
http://yurisuki.blogspot.com